RSS

Tag Archives: gratifikasi

PLN-ku Bersih, Negeriku Terang Benderang


plnbersih“Habis gelap terbitlah terang”, kalau orang pada umumnya menggunakan ungkapan tersebut sebagai perumpamaan atau kiasan, tapi bagi saya tidak.  Karena memang mengalami habis gelap terbitlah terang dalam arti yang sebenarnya. Dari gelap, tidak ada listrik sama sekali sampai ada listrik dari PLN .

Saya melewati masa kecil disebuah desa kecil di daerah Sumatera Barat, yaitu desa Siguntur, kab. Darmasraya. Berbeda dengan teman-teman yang dibesarkan di kota, saya mengalami masa-masa dimana belum ada penerangan listrik. Satu desa setiap rumahnya hanya diterangi lampu petromak. Tak ada radio atau pun televisi, tak ada alat komunikasi.

Kami anak-anak kalau mau mengaji kami harus iuran untuk membeli minyak tanah lampu petromak. Pergi mengaji harus membawa “suluah” yang terbuat dari daun kelapa kering, yang ketika hendak pulang kami bakar untuk menerangi jalan sampai rumah atau kadang-kadang juga membawa obor yang dibuat dari botol bekas yang diberi sumbu kain dan diisi minyak tanah. Dirumah pun tidak semua punya lampu petromak besar, ada yang hanya lampu kecil yang untuk menerangi satu kamarpun tidak cukup. Masih lekat dalam ingatan bagaimana susahnya belajar dan mengerjakan PR sekolah tanpa lampu (kami harus mengerjakannya di siang/sore hari).

Sempat ada pengadaan mesin diesel oleh desa yang dinyalakan hanya pada malam hari. Tapi tidak berlangsung lama karena bebannya terlalu berat, rumah yang harus dialiri listrik terlalu banyak dan biayanya cukup tinggi, sehingga sebentar-sebentar mati dan akhirnya mati total dan desa kami kembali gelap gulita.

Hal seperti itu berlangsung hingga saya (kalau tidak salah) kelas 4 SD. Pada sekitar tahun 1993 Alhamdulillah mulai lah didirikan tiang-tiang besar untuk kabel listrik. Alhamdulillah sekitar tahun 1994 kami sudah bisa menikmati terangnya malam hari dengan listrik (meski belum nyala full 24 jam).

Tak dapat dipungkiri, masih banyak desa-desa di pelosok lainnya yang masih diselimuti kegelapan. Pembangunan Infrastruktur yang cukup membutuhkan banyak biaya adalah salah satu kendala. Tapi tentunya hal ini tidak akan menjadi masalah kalau pemasukan dan pengeluaran PLN benar-benar digunakan secara tepat,subsidi digunakan secara tepat, tidak ada kong kalikong proyek (biasanya ini nih yang membuat biaya-biaya naik beberapa kali lipat dari biaya yang sebenarnya, entah komisi lah, biaya ini itu lah,dln).

PLN dan masyarakat adalah mitra. Masyarakat butuh PLN, PLN pun tidak akan maju tanpa dukungan dari masyarakat. Harusnya begitu. Namun yang kebanyakan yang masih  terjadi saat ini yang saya lihat hanya PLN yang memegang kuasa. Ibarat kata” Gue mau matiin kek, hidupin kek, suka-suka gue.. ”

Saya termasuk orang yang sangat senang menyambut program dan komitment PLN bersih ini. Karena meski sudah tidak tinggal di desa lagi, tapi di daerah saya termasuk yang agak parah pelayanan listriknya. Byar Pet. Sampai-sampai ada guyonan di masyarakat sini “Jangankan hujan, kakek-kakek batuk aja udah mati tuh listrik”. Padahal ini bukan desa terpencil seperti di kampung saya dulu, ini cukup dekat dari kota.

Sebagai orang awam yang saya perhatikan salah satu masalah dalam PLN ini ya memang soal “kebersihan”, alias suap, entah itu kecil-kecilan ataupun besar. Dua hal yang paling rentan dalam suap, korupsi, maupun gratifikasi ini antara lain adalah dalam pengadaan barang/jasa, serta penyambungan-penyambungan listrik baru.

Kalau PLN benar-benar menjalankan empat pilarnya (partisipasi, integrasi,transparansi,akuntabilitas) dalam pencegahan suap, korupsi dan gratifikasi pasti akan berdampak besar sekali. Saya jadi berandai-andai…

  • Kalau PLN bersih…Tentunya tidak akan ada lagi pungutan-pungutan liar, karena semuanya transparan dan diatur dengan jelas, terutama menyangkut biaya-biaya yang seringkali dimanfaatkan sebagai celah oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
  • Kalau PLN Bersih.. tentunya pembangun infrastruktur di desa-desa terpencil akan lebih mudah dan cepat, karena tak harus dibebani oleh biaya-biaya komisi proyek yang tidak perlu dan merugikan PLN.
  • Kalau PLN bersih.. tentunya tidak akan ada lagi pencurian listrik. Pencurian listrik ini terjadi akibat ketidak tegasan pegawai PLN dalam menindak. Kebanyakan kasus berakhir “damai” , sehingga makin banyak yang berani melakukannya.
  • Kalau PLN bersih.. tentunya pasokan listrik aman dan terjamin, tak ada lagi penyelundupan listrik atau kecurangan-kecurangan oleh pihak industri (sungguh miris kita mengekspor batu bara, tapi di negeri sendiri malah kurang pasokan listrik, why? ).
  • Kalau PLN Bersih.. artinya tidak ada suap dalam tender-tender proyek,  tentunya proyek-proyek besar akan jatuh ke tangan yang tepat dan profesional.
  • Kalau PLN Bersih.. artinya tak ada tempat untuk pengusaha-pengusaha nakal berbuat curang  yang merugikan PLN.
  • Kalau PLN Bersih.. artinya subsidi dari negara pastinya akan digunakan secara tepat dan hemat.

PLN bersih adalah suatu prestasi yang luar biasa. Tak ada pungutan-pungutan liar dalam pemasangan listrik baru (saya waktu mudik itu cukup kaget pasang listrik bisa jutaan), tak ada uang damai saat menindak pelaku pencurian listrik, tak ada kong kalikong saat pengadaan proyek-proyek, tak ada “uang transport” saat harus memutuskan aliran listrik pelanggan yang menunggak, tak ada kong kalikong dengan pengusaha-pengusaha / industri curang yang merugikan PLN, dijamin hanya dalam hitungan tahun pasti kemajuan yang luar biasa, keuntungan di daerah-daerah tertentu bisa dialihakan untuk membenahi atau membangun infrastruktur di daerah lain yang masih sangat membutuhkan.

PLN adalah salah satu faktor penting dalam memajukan bangsa. Ini sudah terbukti di desa kami yang  mengalami langsung dan melihat langsung perbedaan sebelum dan setelah dialiri listrik. Saat desa kami tidak ada listrik,  kehidupannya berjalan begitu-begitu saja. Sudah bisa makan rasanya sudah cukup. Karena kami tidak punya akses informasi tentang perkembangan di luar sana (pakai aki/battere mahal, jadi tidak ada TV/radio). Prestasi kami di sekolah dan TPA juga jauh lebih baik setelah ada listrik (biasanya belajar cuma siang hari, setelah ada listrik kami bisa belajar kapanpun/ malam pun bisa).  Sebelum ada listrik kami tak punya akses ke dunia luar (tak ada alat komunikasi), jalan satu-satunya berkomunikasi dengan daerah lain hanya melalui surat, berbeda dengan saat ini yang hampir semua punya ponsel.

Saat belum dialiri listrik anak-anak yang melanjutkan sekolah setelah lulus sekolah dasar bisa dihitung jari, karena yang ada dikepala kami hanya sekolah ataupun tidak nanti ya kalau tidak bertani ya berdagang saja. Namun setelah ada listrik, ada televisi, ada alat komunikasi sedikit demi sedikit pikiran masyarakat mulai terbuka, itu lho banyak pekerjaan dan bidang lain selain petani dan pedagang yang otomatis memacu anak-anak untuk melanjutkan sekolah, bahkan menjadi sarjana.

PLN bersih tidak akan tercapai jika tidak ada kerjasama dan kesadaran antara pihak PLN, mitra, dan masyarakat. Saya sangat setuju dengan inisiatif PLN berikut ini :

  • Membuat sistem pelayanan yang transparan dengan meminimalkan pertemuan tatap muka pelanggan dengan pegawai PLN. Contoh : layanan pasang baru, tambah daya, pasang sementara secara online melalui website http://www.pln.co.id/pbpd/index.php —> prosedur dan biaya-biaya harus dapat diakses langsung oleh pelanggan, jadi tidak ada lagi alasan oknum-oknum nakal meminta jasa ini lah, itu lah, kalau perlu ada menu untuk pembayarannya, terpusat. Jadi ketika petugas PLN datang itu tinggal mengerjakan saja, tanpa ada lagi embel-embel biaya, sehingga tidak ada celah bagi oknum untuk korupsi.
  • Melakukan perubahan aturan pengadaan barang dan jasa. —-> Aturan harus tertulis jelas dan dapat diakses oleh semua pihak, baik pelanggan, pegawai,maupun perusahaan mitra PLN.
  • Membuat sistem penanganan keluhan pelanggan. Contoh : Contact Center 123, Official Fans Page PT. PLN (Persero) dan twitter @pln_123 —> yang twitter saya lihat sudah mulai berjalan, namun belum cukup efektif dan cenderung lambat. Saya lihat pak Dahlan Iskan setahun belakangan cukup rajin main twitter. Sebetulnya twitter itu cara mudah lho untuk mendeteksi daerah mana saja yang mengalami masalah PLN-nya (sudah jadi budaya masyarakat Indonesia kalau ada apa-apa mengeluh di jejaring sosial, hehe). Ada memang yang mention langsung ke @pln_123, tapi jauh lebih banyak yang tidak mention. Kalau di-search, akan bermunculan tweet-tweet keluhan mati lampu (saya juga sering ngetweet soalnya tiap mati lampu hehe). Twitter ini memang terlihat sepele, tapi sebetulnya bisa sangat membantu kalau dimanfaatkan dengan baik. Lakukan pendataan dari keluhan yang masuk, evaluasi dan perbaiki. Selain call center sebetulnya SMS center juga harusnya ada (karena banyak yang malas menelpon, lebih suka melalui SMS).
  • Membangun whistler blower system bagi karyawan PLN
  • Memudahkan karyawan yang ingin menyerahkan barang terindikasi gratifikasi —>karyawan harus punya kesadaran sendiri apabila menemukan hal-hal yang tidak seharusnya.
  • Melakukan multi stakeholder forum (mitra PLN) dengan membuat komitmen dan deklarasi bersama untuk tidak melakukan suap dan korupsi. —> harus ada komitment bersama untuk melaksanakan niat baik ini. tidak bisa hanya PLN saja atau mitra PLN saja, keduanya harus bekerjasama dalam mewujudkan PLN bersih.

Namun saya berharap hal tersebut tidak hanya sekedar inisiatif, tapi dilaksanakan sampai ke detail-detailnya. dan tidak hanya sistemnya yang diubah, tapi manusianya pun harus di perbaiki secara mental dan spritualnya yaitu diantaranya dengan :

  • Melakukan pembinaan mental dan  spritual orang-orang di dalam PLN. Siapapun tak akan bisa mencegah seseorang untuk korupsi dan menerima suap, hanya HATI-nya sendiri lah yang dapat mencegahnya. Perkuat mental dan iman dari seluruh lapisan, mulai dari yang teratas hingga karyawan-karyawan yang di lapangan.
  • Memberikan sanksi yang tegas untuk oknum yang ketahuan melakukan korupsi,suap ataupun gratifikasi, dengan begitu akan memberikan efek jera bagi yang lain untuk tidak melakukan hal yang sama.
  • Meningkatkan kesadaran masyarakat, mulai dari konsumen paling bawah hingga para pengusaha rekan mitra PLN tentang dampak negatif dan kerugian-kerugian yang bisa ditimbulkan oleh praktek suap, korupsi dan gratifikasi tersebut.

Kalau PLN dan masyarakat saling bekerja sama, saya percaya beberapa tahun mendatang daerah-daerah pelosok sekalipun akan terang benderang dan merasakan manfaatnya. Tak hanya terang dalam arti terang karena ada lampu, tapi juga ”terang” hati dan kesejahteraan masyarakatnya. Karena itu ayo bersama-sama kita wujudkan PLN yang bersih, “PLN Bersih, No Suap, No Korupsi, No Gratifikasi!. PLN bersih, Indonesia maju..!!

** disclaimer: tulisan ini diluar tanggung jawab PLN dan blogdetik.

banner-no-suap1

 
Leave a comment

Posted by on October 27, 2013 in Lomba Blog PLN Bersih

 

Tags: , , , , , , , , , , ,